Senin, 10 September 2012

Minggu, 26 Agustus 2012

Rabu, 22 Agustus 2012

Salah 1 Sifat Buruk Cewek/Wanita

Salah satu sifat buruk cewek/wanita...
Cewek/wanita? Iya, bisa cewek, bisa wanita. Cewek/wanita memang sama-sama satu gender. Yang membedakan ialah sifat, pola pikir mereka, tingkah dan laku diantara keduanya. Oke, kurang paham maksudnya? Klik disini.

   Sekali lagi cewek/wanita sama halnya dengan cowok/pria, kedua gender ini pasti mempunyai banyak sifat buruk, entah yang permanen, semi permanen, ataupun moody.
    Karena takdir yang digariskan penulis terlahir sebagai perempuan tulen dan sampai saat ini masih belum nampak tanda-tanda transgender, maka kali ini akan membahas tentang cewek/wanita yang emm memang dikutip dari pengalaman pribadi *ups!

Nah! Dari sekian banyak sifat buruk cewek/wanita, ada satu yang dominan. Dominan? Mungkin lebih tepat 'yang sering dijumpai dalam tabir perasmaraan' #okeiniabsurd

Cewek/wanita itu "Selalu memancing ingin dibohongi tetapi..."

Ingin dibohongi, tetapi akan sangat marah apalagi jika do'i/gebetan/kekasihnya ketahuan berbohong. Kok bisa? ...sangat bisa! Misalnya saja dengan sebuah pertanyaan yang mungkin bagi kaum Adam masuk kategori pertanyaan berat, menyangkut dunia akherat jika berbohong, dan menyangkut nasib akan menjadi jomblo lapuk jika berkata apa adanya. "Aku gemuk nggak sih?", pertanyaan ini bisa membuat Si Cowok tahan napas sepersekian detik. "Aku gemuk nggak sih?", pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya berhasil mengkembang kempiskan hidung Si Cowok. 

Sebenarnya di relung yang terdalam setiap pasangan tentu ingin membahagiakan dia-yang-tersayang. "Nggak kok kamu tetep yang tercantik..." yaaa pantas saja, cewek mana yang pipinya tidak langsung semerah tomat begitu do'i/gebetan/kekasihnya berkata demikian. Tetapi, sebenarnya kalian perlu bersyukur jika bertemu pasangan yang akan mengatakan mentah-mentah "Iya kamu gemuk, solusi terbaiknya ya kamu harus olahraga! Aku akan menemanimu..."

Jadi? Lebih telak mana yang mengena di hati? :)

Minggu, 12 Agustus 2012

Iya

"Kapan sih kamu bilang 'iya' ke aku?"
Kalimat yang sama dengan berbagai versi emoticonpun tetap bermakna sama. Dalam. Aku juga belum begitu paham berapa banyak kalimat itu terulang. Yang pasti sudah ke sekian kalinya. Mungkin 1, 2, atau kelipatannya, tapi semua itu bisa jadi berhasil mencairkan suasana yang sebelumnya aku malas untuk mengetik kata 'cinta'. Yang katanya cinta tak harus memiliki, iya! Yang katanya aku seneng liat kamu seneng, iya! Yang seharusnya kita lakukan adalah lakukan yang terbaik untuk yang tersayang. Entah masa lalumu, hari ini, masa yang akan datang. Aku sayang kamu itu semu tanpa ada realisasi dari objeknya. Aku suka kamu itu pasif tanpa ada aksi dan reaksi. Oke! Tidak selamanya pernyataan yang tulus mendapatkan timbal balik yang mulus juga. Bisa sangat menyakitkan, perih dan apapun sakit yang sulit untuk ditafsirkan.
"Kapan sih kamu bilang 'iya' ke aku?"
Iya, maaf.

Sabtu, 11 Agustus 2012

Jumat, 10 Agustus 2012

Karena Cinta Itu Emosi Bukan Definisi

1 potek terakhir cokelat ini mungkin bisa mewakili sepersekian emosi yang belum sempat tersampaikan. Aku merebah. Memberi kesempatan benang kusut untuk terurai dengan sendirinya di otak. Masih di zona nyaman, sekali lagi aku mulai memberi kesempatan benang itu untuk merangkai imajinasi dengan posisi saat itu yang sangat mendukung, memandang langit-langit kamar dan masih dengan playlist musik klasik menenangkan.
Musik ini seakan menuntunku untuk memaksa memutar memori yang sempat terekam.
Hari ini, tentang sebatang cokelat yang tidak lebih panjang dari mistarku tapi berhasil mengarahkanku untuk kembali ke kosa kata sederhana, 'cinta'. Siapapun yang pernah jatuh karena cinta tidak akan pernah bisa mendefinisikan apa dan mengapa cintanya bisa jatuh di sebuah objek. Karena cinta itu emosi bukan definisi, dan berdebat tentang cinta tidak akan berujung. Itu anugerah, katanya. Semua objek berhak merasakan dan menyampaikan rasa yang selama ini menjadi alasan untuk tersenyum. Menyampaikan dengan takaran yang pas.
Mengubah bahasa hati lewat frasa, kalimat, menjurus ke alinea penuh makna untuk dia yang tersayang. Bukan hal mudah menyampaikan apa yang sebenarnya hati rasakan.  Butuh nyali yang benar-benar 'laki'. Butuh emosi yang bisa menyampaikan tepat mengena di relung hatinya. Bukan sekedar berani merealisasikan lewat tutur kata yang terurai. Bukan sekedar aku suka kamu. Apalagi tentang... ya, semua gombalan dari penjilat lihai.
Ketika hati mengeja, mataku membaca lalu membayangkan dan menafsirkan makna terdalam lewat matanya. Tentang sebuah rasa yang lama berkerak saat itu meletup meledak dan tersampaikan lewat mata yang bicara. Benar-benar emosi dari hati tercermin dari sepasang bola matanya. Aku yakin kali pertama. Benar-benar sebuah rasa yang sudah terlanjur terpalung dalam.
Diam memaksaku untuk mengabaikan kode hati, ketika penyesalan yang ada sempat melintas. Melewatkan apa yang seharusnya bisa benar-benar merasakan sebuah ketulusan.
Menyesal. Menyesal. Menyesal tidak bisa memberi timbal balik yang serupa untuk sebuah emosi. Menyesal membiarkan harus ada yang merasakan perih untuk kesekian kalinya. Menyesal.
Entah helaan nafas ke berapa yang mengiringi, entah harus berapa lama menghela sedangkan semakin lama semakin tidak bisa diungkapkan. Speechless. Untuk skenario hari ini setidaknya emosi yang terpalung itu sempat meledak walaupun objek benar-benar mengecewakan. Menghancurkan skenario yang seharusnya termanis.
Maaf untuk lukanya. Untuk siapapun objeknya lakukan yang terbaik untuk dia yang tersayang. Untuk apapun timbal balik yang kalian terima, kalian hebat setidaknya berani keluar dari zona pecundang. Untuk kesempatannya setidaknya terima kasih sempat merealisasikan. Untuk siapapun yang kalian harapkan, untuk siapapun yang kalian cinta. Lakukan sebelum penyesalan datang.

Rabu, 08 Agustus 2012

Perbedaan Itu Indah, katanya.

Seharga benggol kerikan belum cukup untuk membeli beberapa lembar folio hanya untuk mendeskripsikan masing-masing spesies. Kanan, atau kiri, bisa jadi salah satu dari keduanya merupakan penganut kanibalisme. Bukan sejenis tikus gurun yang mengunyah cindil tikus masing-masing. Demi memanusiakan manusia, kanibalisme yang dimaksud yaitu 'teman makan teman'.

Hati orang siapa yang tahu. Wujud, belah poni, tatanan wajah, gurat senyum berbeda, peradaban pun berbeda.

Mungkin butuh kursus merangkai tulang demi tulang, sendi demi sendi, melewati nadi menjurus ke rasa dan selera. Selalu berusaha membentuk sebuah peradaban baru dengan pemikiran dinamis. Memanipulasi yang berbeda agar selalu terlihat menyatu juga selaras.

Bukan tentang seberapa lama proses, seberapa sering memenangkan argumen, apalagi tentang seberapa elegan pose dalam mencapai sebuah lompatan.

Dari kanan ke kiri berusaha menjaga panas suhu bumi, dengan pose tarian pemanggil hujan, semacam makhluk anti gravitasi, armada besar menuju peradaban herbivora, selalu mengedepankan penumpang selamat sampai tujuan dengan ojek race, yang setia dengan kerumpangan gendernya, dan dua terakhir, statis itu romantis.

Apapun emosinya... Perbedaan itu indah.

Rabu, 11 Juli 2012

Definisi Tulang

Tiap keturunan Adam punya cara tersendiri untuk menemukan tulang rusuknya. Percaya saja dari berbagai macam tulang rusuk hanya ada 1 yang senada, tak heran banyak keturunan Adam saling bertukar tambah demi menemukannya. Tak usah disesali untuk korban barter, bayangkan saja betapa sakitnya keturunan Adam yang akhirnya kehilangan tulang rusuknya sendiri~ Ah cukupkan. 
Bagaimana dengan tulang iga? 
Aku hanya kesal dengan senyum tipis penuh ... cukup! Ketika melihat sebuah outlet restoran memasang promo 'tulang iga bakar hanya Rp 336.000,00, GRAB it!Entah ditaburi bubuk flo 'harry potter' yang memungkinkan migrasi tempat, atau mungkin membutuhkan wajan emas dalam perebusannya? Kurasa ... oke, cukup! Tidak bisa dibayangkan berapa banyak keping receh jika Rp 336.000,00 untuk secawan tulang iga bakar yang kenikmatannya tidak lebih lama dari pembuatannya, sesaat, 10 menit. Miris.

Jumat, 06 Juli 2012

Proses Menuju Kedewasaan

Sebelum kalian terjun terlalu dalam ada baiknya review diri masing-masing untuk flashback ke 3-4 tahun lalu. Untuk apa? Setidaknya untuk tidak men-judge secara mentah-mentah karena saya sebagai orang pertama pelaku utama, yang mungkin setelah kalian pahami postingan ini saya dinobatkan sebagai '(mantan) anak alay'. Oke! Gamblangnya begini, menurut Raditya Dika's quote alay itu proses menuju kedewasaan. Jadi? Setiap orang yang berpredikat 'dewasa' pernah alay? Bisa iya bisa tidak. Kedewasaan seseorang tidak hanya dijamin dari perolehan piagam kelulusan masa alay. Seseorang yang pernah mengalami (h)earthquake berarti dia telah dewasa. Akan tetapi, di lain kasus, kedewasaan acap kali diiringi perkembangan aliran alaynisme dalam sanubari seseorang. Entah karena nyaman dengan mantel predikat alaynismenya, atau karena atmosfer lingkungan yang mau tidak mau memaksa seseorang untuk tetap melestarikan kebudayaan alaynya ke cucu cicitnya. Ironi.

Sip. Sebelum paragraf sambutan di atas mengaret terlalu jauh, kita bertemu di titik.

3-4 tahun lalu tepatnya saya terlihat masih muda dari 3-4 tahun setelahnya (?) Seragam putih biru yang cenderung warna 'peach' (re; buthek) karena termakan usia untuk atasannya, dan biru donker dengan ledakan sinar matahari ditiap lipatan rok. Dilengkapi dengan embel-embel seragam yang rusak pesonanya oleh bayclin. Perpaduan warna yang menjadi saksi bisu masa peralihan saat itu. 

Seragam kebanggaan yang dipakai Senin-Sabtu, dari 07.00 dan tidak jarang sampai 10 jam setelahnya, 17.00. Tenggang waktu yang cukup lama untuk ukuran efektif jam belajar di sekolah? Lama? Ah sebentar~ Selebihnya menghabiskan waktu dengan rekan-rekan senasib sepenanggungan. Termasuk, menghabiskan/melewati masa peralihan (alay) dengan mereka, orang-orang yang bernasib naas karena bertemu spesies macam saya.

SMP, kelas 8 = masa kemerdekaan. Tanpa buku, dengan main, tanpa buku, dengan main, penghapusan jam belajar, catatan serba foto kopi, hutang (masalah perut) dimana-mana, termasuk masalah hati #abaikan. Masa-masa yang ...

Penuh kelabilan.

Labil ketika harus menentukan pembagian basgor Rp 1000,00 untuk 9 porsi. Menuju ke sudut gang, tempat dimana saya dan mereka menikmati masa kemerdekaan, tempat bertegur sapa, tempat pelarian saat jam pelajaran tambahan. Kita sebut basecamp. Realitanya tidak seelite namanya, cukup dengan sebuah gardu dan rumah. Jelasnya berada di sebuah pertigaan, cukup strategis  sebagai jalur lalu lintas pedagang basgor ditambah dengan keberadaan kolam lele di beranda rumah *anggap saja ada hubungannya*.   Benar-benar sikon yang tepat untuk menghabiskan waktu berkualitas. Perlu bukti? Konsentrasikan saja pada gambar di bawah ini. Cukup! Ini 3-4 tahun yang lalu dengan segala ... kealayan yang mmm? cukup mencolok mata. Basah kuyup sampai menganggap bahwa kita (saya dan mereka) adalah sangat keren. Sebenarnya masih banyak gambar eksklusif lainnya, akan tetapi atas dasar perlindungan nama baik dan pencegahan penurunan reputasi di masa mendatang, bukti otentik sengaja saya hidden dari khalayak umum.


Tingginya kreativitas atau mungkin karena faktor turunan gen dari leluhur mereka, alhasil munculah berbagai tindakan di luar penalaran, sedikit autis, tapi benar-benar kreasi berkelas. Sepulang sekolah, entah karena niat atau adanya kesempatan, kewaspadaan sangat diperlukan bagi mereka (teman-teman saya) yang menitipkan sepeda ontel di kawasan basecamp. Lengah sedikit saja, dan tidak tiba tepat waktu di gardu, diantara mereka harus rela mendapati sepeda ontelnya menjadi wujud seperti gambar di bawah ini. Naas~


Dari kejauhan sekilas tampak seperti sepeda yang diperuntukkan bagi pasukan ontel berani mati. Berbagai ornamen menarik menghiasi sisi demi sisinya. Mulai dari superhelm, mangga harum manis, perkakas rumah tangga, dan tentunya sebuah spanduk demam berdarah. 


Kreativitas ini baru pertama kali dipublikasi. Semoga untuk ke depannya muncul sebuah terobosan baru yang berawal dari hal kecil semacam ini. Namun, belum ada bayangan 2 kendaraan hasil modivikasi ini dipergunakan sebagai mana mestinya, mengendari sambil mengibarkan bendera mengitari pelosok desa. Akan memorable tentunya :')

Belum cukup itu saja, jika diamati di setiap keterangan di sebelah kanan gambar ... Yap! Tidak perlu saya jelaskan panjang dan lebarnya, kalian bisa menemukan bukti otentik lainnya dari bahasa di tiap rangkaian katanya.

Jadi, istilah 'haish alay teriak alay' perlu dipikirkan matang-matang dalam setiap penggunaannya, karena sadar maupun tidak, (mungkin) kita pernah terjerumus ke lubang alaynisme, semacam aliran kebudayaan dari planet tetangga. Asal masih dalam batasan normal dan tidak mengganggu dalam bersosialisasi, itu masih menjadi hak mereka-mereka dalam berprinsip, bertaubat atau akan meneruskan ke generasi berikutnya ^^V

*nb: InsyaAlloh diketik dalam keadaan proses taubat*

Rabu, 04 Juli 2012

No Title

Dan aku slalu ikuti semua cerita tentangmu hari-harimu.

HIMY

I miss having someone to miss. Having someone to turn to, after a long rough day. To talk to, when I'm in dark atmosphere. Just haven't met you yet 

Selasa, 03 Juli 2012

Pick-Up Pelajar

*Sebuah cerpen 8 halaman A4 dengan durasi pembuatan kurang dari 1 malam karena sebuah alasan, nilai. Ketikan tata bahasa dan kandunganpun alhasil, kapal pecah. 28 April 2011.*


Aku nggak berangkat.
Hehe.
Akhirnya apa, nggak pulang?

3 kalimat singkat dan tidak berbobot aku balas dengan ketikan sms super cepat dari jari-jemariku.

Ih lah lucune haha balik ke rumah lagi dong?
Tapi jangan mengejek ya, aku mau cerita.

Itu contoh perbincanganku di sms dengan keturunan Adam yang ku kenal 1 tahun lalu. Namanya Ano, bukan nama sebenarnya, dan sengaja aku samarkan karena aku tidak ingin ada pihak ketiga yang tahu, cukup aku dan dia.
28 April 2011, aku menceritakan sebuah pengalaman konyol padanya. Entah karena aku mempunyai rasa percaya diri yang tinggi atau memang sebuah realita, aku merasa dia terhibur karenaku. Hal ini terbukti dengan adanya kata ‘hahaha’ pada sms yang dia kirim.

***

“MasyaAlloh, aku kesiangan.”
Jarum di jam weker bututku hampir membentuk sudut 180°, dan itu artinya tidak lama lagi pukul 06.00 WIB. Aku heran, tidak henti-hentinya aku selalu memberikan kasih sayang ke jam itu, bahkan kasih sayang yang aku berikan lebih banyak dari yang ku berikan pada mantan-mantanku, namun tidak henti-hentinya pula jam itu selalu bersikap acuh tak acuh. Karena sikapnya yang acuh, aku sering maraton ke sekolah, sering mendapatkan marabahaya, dan pastinya semua itu gara-gara jam bututku sayang. Untuk ke sekian kalinya aku telat, dan untuk ke sekian kalinya pula aku memaafkan kinerja jam bututku yang semakin lama menurun dan jauh dari peningkatan etos kerja.
“Oke, kali ini aku memaafkanmu sayang, itu karena hari ini hari spesialku, aku akan kencan selama kurang lebih 1 jam dengan fisika.”
Segera aku kerahkan jiwa dan ragaku untuk bangun karena memang separuh jiwaku masih bereuphoria dengan alam bawah sadar. Aku berjalan loyo menghampiri sebuah benda hijau yang tidak lain adalah kipas anginku yang bunyinya mirip alat pemotong padi, ‘klek’ begitulah bunyinya saat ku matikan. Walaupun begitu realitanya, kipas angin itu tetap ku sayangi sepenuh hati. 2 langkah menjauh dari kipas, aku dikagetkan oleh suatu hal. Mulutku menganga penuh makna melihat hal itu. Sesosok wanita yang masih tergolong anak baru gede berdiri dengan loyo di depanku. Aku bisa melihatnya jelas dengan kedua mataku yang sebenarnya agak rabun ini. Aku kaget. 3 langkah ke depan mendekati tubuh itu. Aku pun mulai merasakan gejolak seiring jantungku memompa darah lebih cepat dari biasanya. Merinding. Sesosok itu berpenampilan lusuh, dengan mahkota seperti rambut singa dan bahkan lebih parah nampaknya. Wajahnya relative jika dihitung dengan nilai cukup mendapatkan nilai 75. Sejenak aku termenung, mencoba mendekat, terus mendekat. Sampai akhirnya aku mencapai klimaks keteganganku.
“Astaghfirullohaladzim.”
Ternyata itu pantulan potret diriku dari kaca. Hahaha, memang jika dilihat-lihat, keadaanku saat bangun dari alam bawah sadar seperti gelandangan 3 bulan dengan tampang penuh keibaan.
Langsung saja aku menuju sumber air untuk sekedar membuat wajahku ini lebih fresh dari sebelumnya. Aku mandi. Kali ini aku mandi secepat kilat dan mungkin berhasil memecahkan rekor waktu tercepat untuk membersihkan diri kategori pelajar.
Bisa dibilang kegiatan maratonku kali ini tidak kalah dengan atlet maraton kawakan. Aku mengambil langkah seribu berjalan keluar kamar dan rumah.
“Aku berangkat, Bu ! Assalamu’alaikum !”
 “Wa’alailkumsalam.”
Ibuku menjawab dengan ekspresi dan suara datar, mungkin heran dengan tingkahku kali ini yang seperti orang yang sedang dikejar lintah darat.
“Eh, maaf lik !”
Tiwi dan Dinda menatapku dengan raut wajah yang tidak jauh datar dari tatapan ibuku tadi. Tanpa menanyakan seribu alasan, mereka mengerti keadaanku, karena sudah pasti jika aku datang dengan wajah tanpa dosa, itu karena dikejar-kejar durasi.
Tidak lama kemudian kami naik kereta kencana, angkot. Aku, Tiwi, dan Dinda selalu duduk di seat favorit kami masing-masing. Kali ini kami bertiga bernasib naas, angkot yang kami tumpangi jauh dari executive class, tanpa musik dangdut remix, dan dengan fasilitas jok yang mirip bangku di warteg pinggiran. Mencoba bersabar, karena kami yakin Alloh mempunyai banyak mutiara rencana dibalik kesialan pagi ini. Itu belum seberapa dengan kasus-kasus konyol yang sering kami alami. Mulai dari kasus ambrolnya knalpot angkot, diturunkan di tengah perjalanan, bahkan sering kali terjadi duel maha dahsyat antar angkot yang berjuang mempertahankan kekuasaannya masing-masing.
            Awalnya, kami masih bisa duduk manis menikmati angkot super ini, super hancur. 1 menit, 2 menit, 3 menit, dan menit-menit selanjutnya kami merasakan adanya kejanggalan.
“Sstt, denger nggak ?”
Aku melirik ke arah Dinda yang nampaknya sedang dilanda kantuk tingkat dewa.
“Hmmm, bunyinya kaya di Hok Tek Bio ya ?”
Sebuah klenteng di Gombong yang pernah aku lewati bersama Dinda.
Tanpa menjelaskan seribu kata, Tiwi yang saat itu masih dalam keadaan terjaga mengerti makna dari pembicaraanku dengan Dinda. Terdengar samar samar alunan musik beretnis kecinaan. Rupanya salah seorang penumpang yang duduk berdampingan dengan driver nampak menebarkan senyum kuda liar sambil menikmati lagu. Bagaimana mungkin dengan percaya diri orang tersebut mendengarkan alunan musik dan berdendang dengan volume maksimal tanpa menghiraukan sekelilingnya yang saat itu semua mata penumpang tertuju padanya. Acap kali, beberapa penumpang lain tersenyum kecil malu-malu saat melihat tingkah bodoh penumpang itu. Tanpa disadari penumpang itu bergoyang seirama dengan irama musik etnis cina tersebut, memutar kepala mengangguk-angguk dan tersenyum kuda liar. Hahaha, rasanya ingin melampiaskan hasrat tawa yang sudah mencapai puncak ubun-ubun ini.
16 km lebih kami lalui dengan suasana penuh kejanggalan. Pastinya sambil menyembunyikan tawa dalam benak. Aku yakin penumpang selain kami juga merasakan hal tersebut. Alhasil pagi ini menjadi sajian penghibur luka lara pasca mendalami ilmu fisika.

***

‘Drrt Drrrt Drrt’ 1 new message from Ano.

Ini kayanya sms terpanjangmu deh selama kita kenal.
Hahaha. Terus terus?

            Aku tersenyum membaca 1 pesan darinya. Sesuai dengan fungsi sms, short message service yang dia kirim selalu dan selalu singkat. Aku pun begitu padanya, tanpa berpikir yang muluk-muluk ku balas sms sekenanya.

Haha ya gitu deh.
Abis itu ya uts lah.

***

Penjaskes, aku hanya tersenyum sinis memandang soal. Nampaknya dewi Fortuna berpihak padaku. Cukup dengan durasi 30 menit lebih sekian detik semua soal berhasil ku matikan. Rasa percaya diri meyelimuti kalbu. Sesekali aku melihat teman yang nampak berpusing-pusing mengerjakan, dan dengan bangga kali ini aku bisa tersenyum penuh kemenangan. Karena itu pula, selama kurang dari 1 jam aku mengerjakan soal dengan santai dan tidak hiperaktif seperti biasanya. 45 menit berlalu dengan penjaskes.
Mungkin karena terlalu gembira atau terlalu percaya diri nasib naas saya rasakan. Fisika ! Aku menyiapkan semua armada untuk melawan keganasan dari fisika nanti.
Duduk. Bruuuuuug. Lembar soal dibagikan. Halaman 1, menarik nafas dalam-dalam sambil kontraksi perut. Halaman 2, menghela nafas dalam-dalam. Halaman 3, yang pasti aku tidak sampai mengeluarkan nafas dan ampasnya melalui belakang. Halaman terakhir, sambil membuka, nyaris serentak jantung rontok, badan tergelepar-gelepar sambil kejang nampak orang ayan yang sedang kambuh stadium 4. Innanilahi. Ini soal kelas kakap.
“Sedangkan bagaimana dengan aku yang kelas teri ?”
Hanya terdiam meleleh dan menciut menghadapinya. Serasa dunia akan memangsaku. Aku memang diharuskan banyak bertawakal, perbanyak dzikir, dan tahlil saat menghadapi fisika ini. Bayangkan saja, semua soal nyaris jauh dari pemikiran akal sehat. Hanya orang kelas kakap yang sanggup menaklukannya. Aku mati kutu. Mencoba berdiam diri dan berdo’a itu tidak mungkin aku lakukan.
“Ya Alloh Ya Tuhanku, tolonglah beri hamba-Mu ini pencerahan ?”
Sambil mengeluarkan suara kecil, aku berdo’a memohon agar mendapat mukjizat dari-Nya. Mungkin tiba-tiba muncul jawaban yang paling bersinar yang nantinya akan ku pilih. Aku selalu berharap hal itu. Kali ini aku hiperaktif, bukan karena ingin merepek jawaban teman, tapi aku hanya memastikan situasi dan kondisi teman-temanku. Hahaha, ternyata benar saja, sebagian dari temanku mencoba berfantasi ke alam bawah sadar. Mungkin mereka mual menghadapi soal macam fisika ini dan terpaksa memilih memejamkan mata sejenak. Aku pun sempat tertawa kecil melihat temanku yang tidur dengan memasang wajah tanpa dosa.
Tidak mau berlama-lama berkutat dengan soal yang menyebabkan efek samping, aku keluar ruangan. Aku jatuhkan tubuhku. Melirik kembali soal fisika tadi tapi rasanya tubuh ini semakin tak berdaya setiap ku jatuhkan lirikan demi lirikan ke lembar soal. AKU DIMATIKAN SOAL!.
“Sial ! Soal apaan itu, romawi 2 aku nggak ada yang bisa ngerjain.”
Dengan lantangnya Tiwi menyuarakan isi hatinya.
“Aku malah nggak berani liat soal, takut.”
Sambung Dinda dengan polos.
Sementara Ninda, Nimas, dan Fitri memilih diam. Mungkin mereka sudah terlalu muak dengan hari ini. Mungkin juga mereka enggan menyuarakan isi hatinya dan sumpah serapahnya. Tapi, yang jelas, Aku, Tiwi, Dinda, Ninda, Nimas, dan Fitri pasrah.
Dari kejauhan nampak seorang gadis berlari-lari kecil menghampiri kami.
“Gimana, bisa?”
Serentak kami menanyakan hal yang sama.
“Enggak dong, hahaha.”
Ternyata Ela yang kami kira membawa kabar gembira lebih parah dari kami. Payahh !

***

Kalo aku udah alergi banget sama fisika.

            Lagi-lagi dia membalas dengan singkat, sangat singkat karena hanya 33 karakter.

***

            Aku, Tiwi, Dinda, Ela, Ninda, Nimas, dan Fitri, sekelompok pelajar pantang menyerah melawan arus keganasan dunia pendidikan. 13.00-17.45 WIB, waktu yang cukup lama hingga membuat pantat kami tepos karena duduk. Selama itu pula kami dicekoki dengan soal-soal kimia, maklum besok pertempuran akan dimulai kembali dimulai. Entah anugerah entah musibah hari ini terasa hari paling jahanam sedunia, bagiku khususnya. Untungnya di tempat les tersedia banyak pacitan, cukup lumayan untuk memanjakan cacing yang telah lama berdendang.
Kami berharap ini akan menjadi perjuangan yang manis. Mati listrik pun bukan suatu halangan bagi kami untuk tetap fokus kali ini. Jika diizinkan memilih, aku lebih memilih mengerjakan 200 soal penjaskes daripada 40 soal kimia yang tidak kalah sulit dengan fisika. Apapun, itu adalah resiko, resiko bagiku bersekolah di SMANSA, sekolah yang sebelumnya tidak pernah aku pikirkan untuk masuk kedalamnya.
Sepulang les, kami berlima, Aku, Tiwi, Dinda, Ninda, dan Ela duduk di perempatan jalan, kebetulan Fitri dan Nimas pulang lebih awal dari kami. Mirip gembel yang sedang mencari dermawan berbaik hati mengantarkan pulang ke istana masing-masing. Maklum saja kereta kencana yang kami tunggu dan berharap mendapat executive class tak kunjung datang. Matahari sudah enggan menyinari langkah kita, dan tibalah waktu maghrib. Serangan lapar tiada kentara macam korban penjajahan sedang meradang. Sementara itu belum ada kepastian siapa yang menjemput kami dan kami akan pulang atau menggelandang di sini.

***

Mau kopi nggak ?

            Mungkin suatu saat nanti dia akan dinobatkan sebagai kopilovers sejati, maklum, hari-harinya selalu ditemani kopi. Hingga aku sempat menjulukinya sebagai bandar kopi.
            Sampai selarut ini dia masih aktif membalas pesan dariku.

Terus akhirnya pulang gak tuh ?

***

Alloh memberikan kebahagian dari berbagai cobaan yang kami terima. Alhamdulilah. Kami mendapat sebuah kabar kegembiraan. Luapan ekspresi riang gembira mengalahkan rasa lapar. Muka kami penuh harapan, terutama Dinda yang sudah sangat ingin tepar, berharap akan naik kendaraan dan kami akan berleyeh-leyeh di dalamnya.
Sempat terpikir akan berjalan kaki Kebumen-Gombong, tapi itu mustahil, alhasil seluruh persendian dan tulang-tulang pasti akan copot dari engselnya. Taraaaaaaaaaaaa ! Entah musibah atau anugerah yang penting kami berlima dapat pulang dan menginjakan kaki di istana masing-masing. Dari kejauhan sorotan lampu mobil yang terang memecah kegelapan malam saat itu di depan SPENZA, transportasi yang nantinya akan menjadi singgasana kami untuk sejenak merilekskan pantat yang tepos tiba. Sebuah pick-up ! Aku ulang sekali lagi, PICK-UP !
“Gila, ini serius kita bakal naik ini ?, naik dimana coba ?”
Tiwi yang kelihatannya paling shock melihat realita yang ada.
Kami berdebat, kaget, malu, dan masih tidak percaya. Ironis sekali jika pada akhirnya kami terpaksa pulang dengan menahan malu karena ulah pick-up ini.
Uwislah, uwis, pada arep bali ora ?”
Aku sengaja meyakinkan teman-temanku dengan logat ngapak yang selalu ku lestarikan. Seolah mereka terhipnotis oleh sugesti yang ku berikan. Hingga akhirnya kami memperdebatkan siapa yang akan naik terlebih dahulu ke bak pick-up tersebut.
Konyol. Bagaimana mungkin kami berlima akan duduk beriringan bersama dan nampak seperti rombongan yang akan mendatangi hajatan di suatu tempat. Aku malu ! Teman-temanku mendadak seperti kepiting rebus yang siap santap, menahan malu juga pastinya. Apalagi saat itu kami masih berseragam identitas SMANSA. Apa reaksi orang yang akan melihat kami yang macam karapan kambing ini ? Mau di taruh mana muka-muka imut kami ini ? Apapun yang terjadi kami harus mau. Orang disekeliling kami sempat tertawa bahagia melihat penderitaan ini. Berpasang-pasang mata melihat aksi heboh kami yang sedang duduk di bak pick-up ini. Dengan fasilitas AC super alami sumilir dan view alam yang terjangkau kami menikmati ini semua. Melawati alun-alun, melewati keramaian Kebumen.
Walaupun di luar sana kami nampak seperti badut hiburan. Kami menikmati ini dengan suka cita, melebihi euphoria saat bantara yang kebetulan kasusnya sama, yaitu sama-sama berada di bak kendaraan, namun ini berbeda, kali ini kami duduk bersama-sama di mobil pick-up.
Pengalaman pertamaku dan mungkin akan menjadi yang pertama dan terakhir. Entah akan mengulanginya lagi atau tidak. “Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini.” Aku mencoba menghibur teman-temanku yang tampak frustasi menahan malu dengan suaraku yang merdu ini, merusak dunia. Hari itu, Aku, Tiwi, Dinda, Ela, dan Ninda berhasil menorehkan sejarah baru. Kami 5 pelajar beruntung yang berhasil mendapatkan kesempatan untuk duduk di bak pick-up. Terima kasih kepada pihak X yang telah berkenan memberikan fasilitas transportasi super mewah.

***

Hahaha.
Kalo aku liat gak cuma nyengir kok.
Bakal sakit perut aku nih :D

            Aku tersenyum.

Itu jadi pengalaman yang paling seru,
menahan malu dari Kebumen-Gombong.
Haha. Semoga nggak sia-sia deh.

            Sepertinya dia terhibur dengan perbincangan ini.

Iya. Apapun hasilnya besok. :)

***

Eh aku duluan ya ?
Mau berfantasi dulu.
 :)

            28 April 2011, malam itu aku dan dia saling bertukar cerita. Dia mengajarkanku akan banyak hal. Padahal niatku berbagi hanya untuk menghiburnya semata, yang kebetulan sms pertamanya hanya sebuah emoticon sedih. Terkadang jalan yang ditempuh untuk mencapai sebuah tujuan tidak selamanya mulus, pastilah suatu saat nanti bertemu tikungan, perempatan, bahkan simpang lima seperti saat aku dan teman-temanku melewatinya memakai pick-up malam itu. Setiap perjuangan yang dilakukan pasti membuahkan hasil, apapun itu walaupun hanya secuil pengalaman, tapi berharga.
-KKFHP-

Senin, 02 Juli 2012

81 Facts about Zayn Malik

1. Dianugerahkan bernama Zain Jawaad Malik dan seorang Muslim Tulen.
2. Faktanya dia lebih suka dipanggil Zayn, dan emang kalo 'Malik' sedikit kurang elegan.
3. Punya 5 Tato ditubuhnya, real tattoos! Not emping tattoos.
4. Punya 6 kotak (amal) di perutnya. Six pack!
5. Suka cewek kalem dan nggak minta digendongin kemana-mana, man-di-ri.
6. Fansnya Megan Fox yang terkeren.
7. Phobia dance? Oh bukan. Seenggaknya dancenya lebih baik dari sebelumnya.
8. Lahir di Lane Baildon, Bradford, Inggris. Dari Koplak selanjutnya ke arah Selatan (?)
9. 12 Januari 1993, wow!
10. Malu tapi mau? Malu tapi usil? Dia banget.
11. Lagu favoritnya adalah Barbie Girl dari Aqua. Yang penasaran bisa download lewat sini :)
12. Kalau dia disuruh memilih untuk menjadi binatang, maka dia akan memilih untuk menjadi seekor singa.
13. Karena nggak bakal sakau begitu liat cermin, sebagai orang ganteng dia suka bercermin.
14. Alasan lain, dia sangat peduli penampilannya. Orang ganteng yang melestarikan kegantengannya, keren (y)
15. Sering ngegoda cewek :( Dan malu-malu tapi mau kalo di depan kamera.
16. Dia bangga bahwa dia adalah orang muslim pertama yang memenangkan X Factor.
17. Pemilik mata coklat terang. Wuu.
18. Punya tanda lahir di sebelah bibirnya. Semacam Nunungkah? Mungkin lebih elegan punya Zayn.
19. Demen gigit-gigitin bagian bawah bibirnya. This is the one of his bad habit, untungnya ganteng (?)
20. Punya tindikan anting di kuping kirinya. Nggak ngaruh ke penurunan kegantengan sepersekian persen.
21. Suka melet-melet nggak jelas (?)
22. Dia suka ngerutin idungnya. Terus mata nya disipit-sipitin. Ini juga termasuk bad habit nya.
23. Dia pake kalung salib, padahal dia seorang muslim. But it just his accessories. He proud of being muslim. 
24. Normal kok, ngerayain lebaran sama kaya yang lainnya.
25. Jay Sean pernah datang ke sekolahnya dan dia sempat bernyanyi untuk Jay Sean
26. Emaknya berkebangsaan Inggris, namanya mom Tricia.
27. Bokapnya Yaser, Pakistani.
28. He has three sisters Doniya, Waliyha and Safaa.
29. Dia dibesarkan di East Bowling, Bradford.

30. Siswa dari Lower Fields Primary School dan Tong High School. Nggak mudeng? Yang jelas tetep kerenlah.
31. First jobnya jadi pramusaji di restoran keluarganya.
32. Follow! @zaynmalik B-)
33. Nggak suka cewek terlalu kurus (Alhamdulillah #hnggg?)
34. 178 cm!
35. Mantan anak badung, jaman sekolah.
36. Zayn memilki phobia Acrophobia, yaitu takut ketinggian.
37. Suka biru.
38. Suka sama cewek berumur 16-17 tahun #tandatandajodoh
39. CAPRICORN.
40. Fansnya Justin Timberlake juga.
41. Demen bershower daripada bathub-an #korbanpoconggg
42. Pecinta Jin. (re; celana Jeans)
43iPhone 4 dan Blackberry. Tapi dia lebih suka pake iPhone4 nya. (Nggak usah tanya 'taunya'? Percaya aja!)
44.  Hobinya : nyanyi.
45. Menurut sumber, Zayn bisa tahu seseorang bohong cuma dengan tatapan matanya, menurut sumber.
46. Zayn suka Miley Cyrus karena Hannah Monatana, serial TV yang pernah Miley bintangi. Dia tau semua fakta-fakta tentang Hannah Montana, wew.
47. Zayn punya account Instagram dan Facebook. Bisa ngeadd Facebook Zayn kalo udah ada mutual friend sama Zayn (-_- )
48. NARSIS.
49. Pernah, waktu 1D ke sebuah stasiun radio dimana member yang lain minum dan dia puasa sendiri.
50. Demi fans yang benci dirinya ngrokok, Zayn berusaha berhenti ngrokok. Cool.
51. Sereal kesukaan zayn Weetabix. Sejenis Roti Marie mungkin (?) Oke #abaikan
52. Pengguna Lynx Inferno Shower Gel <-- yang jelas produk keren.
53. Lolo & Lili, nama kucingnya.
54. Zayn bisa double backflip. Istilah jawanya, trek-trekan mungkin (re; ngetrack).
55. Jago nggambar.
56. Zayn suka cewek yang senyumnya ... kaya ...
57. Zayn bisa main triangle.
58. Temen Zayn pernah bilang kalo dia bangga jadi orang islam. Cool.
59. Tweet pertama zayn adalah "Hi guys, Zayn Malik Here" How unyu you are.
60. Kebiasaan Zayn: ngusap-ngusap tangan.
61. Temen-temen Zayn manggil dia Superman. Karena terbukti setiap ada kejadian yang buruk pasti dia selalu dateng di waktu itu juga. LOL.
62. Cowok paling sexy di 1D. (Dalam artian? #abaikan)
63. Suka cewek yang pake nail polish pink.
64. Suka tidur di kelas.
65. Suka cewek pinter.
66. Zayn hatam al-qur'an waktu di umur kurang dari 12 tahun.
67. Menurut zayn, dia adalah cowok paling cemburuan sama pacarnya di dunia *oranggantengbolehlebay* maka dari itu, tiap jalan sama ceweknya dia selalu ciumin cewek nya. Niatnya biar semua ngerti kalo dia ceweknya Zayn. So sweet.
68. Zayn itu takut gelap, tapi dia mau masuk ke ruangan gelap asal ada yang megangin tangannya dia :)
69. Zayn pernah nggak ngetweet sampe sebulan gara-gara ada dictioners yang bilang dia "bad boy" wow, ngambekan.
70. Punya anjing -_-
71. First Kiss zayn umur 9 tahun. Yang bener-bener kiss umur 17tahun *manjatsutet*
72. Zayn akan nge date dengan cewek dengan umur paling kecil 16 tahun.
73. Niall suka ngejailin zayn kalo lagi nyanyi di opera musik. Pernah dulu zayn nampar niall gara-gara itu. Poor you Niall.
74. On the way to Sweden, The boys pernah ngumpetin koper zayn.
75. Emaknya Zayn pernah bawa Zayn ke dokter karena dia Hyper-Active banget.
76. Menurut Louis, Zayn kalo lagi mabok ngedance sesuatu. Dan menurut sumber, lucu. I Wanna see his dance styles, mungkin mirip kungfu-kungfu pecinan.
77. Zayn suka cewek pake minyak wangi rasa Vanilla. Makan minyak wangi? #abaikan
78. Pertama kali audisi dia ngerasa minder, menurut sumber.
79. Chicken Lovers. Pok pok pok pok pok.
80. Tattonya, Arabic.
81. Bonus foto eksklusif ...


Jumat, 29 Juni 2012

Who am I?

  I’m a teenager.
 I text at the speed of light, listen to my music too loud, roll my eyes, fall in love easily and get my heart broken.

Selasa, 12 Juni 2012

Rabu, 06 Juni 2012

Typography Art

I. Do. What. I.
Want. When. I. Feel. Like. It.

WPAP?

         WPAP? Wedhas Pop Art Potrait. Wedha itu nama orang, dia ilustrator kawakan di sebuah majalah besar yang mmm? terkenal, Majalah 'Hai'. Wedha mulai mengaplikasikan aliran Pop Art pada ilustrasinya sejak tahun 1990-an, saat itu 40 tahun. Di usianya yang tidak masuk golongan 'ababil' Wedha mulai mengalami penurunan penglihatan yang mengakibatkan sulit baginya untuk melukis potret manusia secara realis. Dalam keadaan demikian, Wedha membuat alternative dengan cara melukis manusia dengan cara yang lebih mudah, yaitu dengan membayangkan wajah manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang debentuk oleh garis-garis imajiner.
             Yap! Penjelasan yang rumit? Serumit mengikuti jejak Wedha. Alhasil karena faktor kurangnya pengalaman dan kelebihan faktor kesoktauan (?) Ini hasil WPAP semi hancur dan tidak layak edar buatan ane B-)


Jumat, 18 Mei 2012

#filming

When we return to the past,
we take an embarrassing memories.

Sinonim

Sepele dan persamaannya seputar angkot. Semacam milih angkot (pasangan), kita nggak bakal tau sensasi angkot itu sebelum naik, dan benar-benar duduk manis di dalamnya. Dan jangan pernah sepelein angkot, karena kita nggak bakal tau kejutan apa aja yang mereka kasih secara cuma-cuma. Contoh: Knalpot yang ambrol tak terduga di tikungan mesra #jangansepeleinangkot. 

Rabu, 16 Mei 2012

Fatty

    Ini salah satu quote penarik daya konsumsi masyarakat
yang sedikit berbau diskriminasi.
 
    Kenapa? Hal ini menimbulkan asumsi baru, jelas disitu tercetak 'kita harus seh(at), untuk bisa menikma(ti)', tapi faktanya, kata orang yang tidak kurus 'kita harus kurus, untuk bisa menikmati', dan kata orang yang kurus 'kita harus (sedikit) gemuk, untuk bisa menikmati'. Padahal menikmati hidup itu semacam menikmati badan, jadi takarannya tergantung sudut pandang masing-masing. Big is beautiful, bony isn't ugly. Ini badan kita yang nikmatin, kenapa perlu komentar orang lain?
   Oke. Spesies ababil galau bisa jadi makin merajalela, termasuk rumor 'kerempeng mana keren' juga turut andil. Menurut kacamata gue, nggak sedikit dari mereka yang bermasalah dengan pelebaran pantat yang tak terduga, akibatnya tubuh tumbuh ke samping. Hal ini menjadi faktor utama para pedagang awet muda, meledaknya omset penjualan produk penurun berat badan juga korset mengucurkan rupiah bagi mereka. Sebagai ababil yang (mencoba) uptodate, gue turut partisipasi dalam masalah ini. Diet! Istilah keren ini kerap terdengar ketika seseorang menawarkan selembar mendoan dan kemudian, "sorry, gue diet!".
       Yang pertama hindari lemak juga kurangi karbo, kata temen gue. Tawaran bakso cuma-cuma gue tolak mentah-mentah dengan alasan udah kenyang, padahal karena nggak ada uang juga takut nggak bisa bayar angkot dan diturunin di tengah jalan, hina sekali. Seenggaknya alasan 'udah kenyang' udah bikin gue tetep keren di depan temen-temen.
     Kedua, kurangi gula dalam minuman. Cerdasnya harus sering minum air mineral bukan air putih (susu). Ini alasan kenapa gue nggak pernah beli es-es'an waktu ngantin dan sering minta air mineral gratis, penghematan devisa.
        3. Makan 3x sehari, jangan kurangi frekuensi! 4. Makan terakhir 3jam sebelum tidur. 5. Olahraga (lari, senam, sit up, push up) 6. Kurangi gorengan, ganti dengan rebus. 7. Latihan pagi. 8. Jalan kaki! 9. Jangan stres, nikmati hidup! 10. Istirahat cukup.
       Dari 10 itu, 9 : 1 yang sering gue langgar. Mendoan masih di list teratas di menu ngantin kloter 1 (pukul 10.00). Kemana-mana masih nggandeng viar (baca; motor). Latihan pagi? Ternyata gue masih kalah saing sama ayam kate tetangga waktu bangun. Kalo masalah 'jangan stres, nikmati hidup!', gara-gara ini otak gue overheat dan bau karbit mau meledak akibatnya terjadi stres yang mengakar berhari-hari. Obat stres turun-temurun yang mujarab yaitu makan, karena stres yang mengakar berhari-hari, proses pengobatan dengan cara makan ngemil otomatis berhari-hari juga. Dan dengan begitu program diet dinyatakan, mu-ba-dzir.
      Sebenernya inti dari posting anti klimaks ini seenggaknya, gue pernah kurus (baca; kurang gizi). Itu dulu, beberapa tahun yang lalu tanpa bukti otentik. Believe it or not?! Kalian cukup pilih 'or'. Dan yang perlu dicatet format font italic + bold, orang disebut kurus (baca; hemat lemak) juga karena ada orang yang disebut tidak kurus. Jadi, ketiup angin dan makan tempat kenapa jadi masalah juga? Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah :)

thumbs up